Nismara Pejuang Cilik
Adzan Subuh telah berkumandang. Pintu rumah mulai dibuka
untuk mendapatkan udara segar. Semilir hembusan angin pagi yang masih gelap
mulai menembus setiap ruangan. Para ibu mulai beraktivitas di dapurnya
masing-masing. Menanak nasi dan menggoreng telor kesukaan anaknya.
“Bunda…. Bunda….”, teriak Nismara
yang lari usai dari kamar mandi.
“Ada apa, Nis?”, jawab bunda kaget.
“ini sudah jam berapa, Bun?
“Jam setengah lima.”
“Bunda lupa ini saatnya aku ngapain?
Bunda kan berjanji mau mengajariku naik sepeda setiap hari.”, jelas Nismara
yang siap-siap keluar rumah.
“Oooh….iya lupa.”, ibu mulai
teringat.
Nismara segera berlari keluar rumah
sambil menarik sepeda mini roda duanya. Terpancar semangat dini hari dari anak
enam tahun itu.
Sementara bunda cepat-cepat
mengangkat telor yang ada di wajan. Lalu segera berlari mengikuti anaknya.
“Ayo bunda….cepetan sini…”, teriak Nismara
“Iya… Sabar dong”, sahut ibu sambil menyerobot sandal jepit
merah di depan rumah.
Nismara sangat ingin bersepeda sejak lama. Semangatnya selalu
ada jika mendengar kata bersepeda. Namun dia masih takut terjatuh. Takut lutut
terluka dan tidak bisa bersepeda lagi. Takut siku lengannya tergores dan
berdarah. Tapi lebih takut lagi jika tidak bisa naik sepeda kerena akan
ditinggal teman-temannya. Nismara hanya bisa berboncengan dengan teman-temannya.
Bahkan kadang mengejar teman-temannya bersepeda dia harus berlari.
“Bunda…..!!!”, tiba-tiba Nismara berteriak.
“Apa? Ini dipegang sama Bunda kok.”
“Sepedanya miring-miring.”, keluh Nismara yang sedang berlatih.
Sementara bunda hanya tersenyum.
“Stop!!!”, bunda memegang erat sepedanya.
“Ayo…. Jangan berhenti.”, rengek Nismara.
“Coba ambil posisi lurus, pedal kanan di atas agak condong
depan, pandangan lurus.”, bunda menjelaskan sambil mempraktikkan pada Nismara.
“Begini?”
“Satu, dua, tiga, go!!!”, teriak bunda bersemangat. Dan….
Nismara pun meluncur tanpa ada tangan bunda di sadel belakang.
“Yeey…. Nismara bisa…! Terus Kak fokus! Fokus! Kakak pasti
bisa.
Nismara fokus memandang jalan diselimuti perasaan takut dan Bahagia.
Belajar bersepeda itu sederhana. Tetapi akan menjadi hal luar
biasa buat anak-anak yang masih belajar. Niat untuk bersepeda, semangat yang
ada setiap hari, daya juang dan dukungan orang terdekat utamanya orang tua.
“Bunda…sebentar lagi aku masuk SD lo. Nanti aku naik sepeda
ya, Bunda. Sepeda yang besar seperti punya temanku warnanya biru dan ada gambar Frozen.”,
Nismara mulai berandai-andai.
“Siap, Kak! Pokoknya Kakak rajin sekolahnya, bisa naik sepeda
lebih besar ya dibelikan Bunda.”, jelas bunda supaya Nisma lebih bersemangat. (tiesa)
#30DWC #30DWCJilid21 #Day1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar