Laman

cari disini

Jumat, 13 Desember 2019

No Antri, No Ribet, No Calo


No Antri, No Ribet, No Calo

                Teet.... Teeettt…. Teeettttttt…
Aktivitas pagi ini sudah dipanggil. Suara bel motor tukang sayur lewat sudah menghiasi telinga para bunda untuk segera menunjukkan keterampilan tangannya di dapur. Jarum jam masih menunjukkan pukul 05.20. Tapi bunda telah menanak nasi dan merebus air panas untuk mandi anak-anaknya serta bersiap di depan wajan penggorengan. Sang ayah sudah bergelut dengan hewan piaraan. Serta anak-anaknya bermain dengan ayam, kelinci, burung yang sedang dirawat ayahnya.


“Syalalala…. Lele goreng… Lele goreng… Kesukaan Kakak…”, teriak Bunda dari dapur. Dalam waktu kurang dari satu jam makanan pun siap di atas meja.
Secepat kilat menyambar, anak-anak dimandikan Bundanya. Dengan penuh keceriaan Kakak dan Adik ramai dimandikan Bunda. Bunda menarik handuk yang menggantung lalu membalutkannya di tubuh sang Kakak. Disahutnya lagi handuk merah yang lebih kecil dan digendongnya si Adik ke kamar. Di depan suara motor berdendang sedang dinyalakan Ayah supaya siap melaju dengan kencang. Sementara nasi dan lele goreng setia menunggu.
“Makan disuapin ya, Bun?”, rengek Kakak.
“Apa Kakak sudah siap? Duduk sambil pakai sepatu nanti bunda yang suapin.” Sahut Bunda dari kamar yang sedang berhias kilat usai mandi.
“Oke Bunda.”
Cahaya matahari telah menembus jendela kaca di dapur belakang. Ayah siap mengantar Kakak dan Bunda siap berangkat bekerja. Berhubung Ayah sedang libur maka hari ini Adik pun ikut dan akan bermain dengan sang Ayah seharian. Saat semua telah siap hal tak terduga terjadi.
“Punya motor satu aja ribet banget.”, keluh Bunda.
            “Kenapa sih, Bun?, tanya Ayah.
            “Ya ini…”, Bunda sambil menunjuk ban motor bebeknya.
            “Yaudah sini tak anter.”, redam Ayah yang melihat Bunda mulai bermuka jelek.
            “Ya… Tapi nanti dijemput ya?”
            “Beres…”
Akhirnya semua naik mobil bersama. Kebetulan sekolah kakak dan tempat kerja bunda searah.
“Oiya, Bun. STNK motornya mana? Coba sekalian nanti tak bayar pajaknya.”, tanya Ayah.
“Tapi lo Yah harus nunggu, kalau nggak ditunggu lama terus malah dimakan calo.”, keluh Bunda.
“Kok bisa?”, Ayah penasaran.
“Iya yang tahun kemarin lo aku disuruh ninggal uang 300 ribu, padahal cuma 200 ribuan habisnya. Tapi tidak ada kembalian sisanya.”
“Iyaa tau habisnya 203 ribu apa 204 ribu gitu lo…”, jelas Ayah.
“Lupa pokoknya aku bayar 300 ribu tapi gak dibalikin. Apa gara-gara yang ambil Uti apa gimana ya? Sampek gak paham.”,Bunda heran.
“Tak cek sih ini habisnya 198.500 rupiah tapi gak tau ntar tak coba bayar di Indomei. Katanya sih bisa.”, Ayah semakin penasaran.
“Okelah…”
Bunda menyodorkan uang 2 lembar 100 ribuan. Hari ini Bunda harus kerja karena harus memberi penilaian murid-muridnya dan ada rapat dinas yang harus dihadiri hari ini.
“Yeeey sudah sampai… Salim Bunda Ayah… Da… Da... Adik…”, Kakak melambaikan tangan.
“Da… Da… Kakak.”, jawab Ayah sambil memutar setir dan segera mengantar Bunda.
Baru 30 menit berlalu tiba-tiba sang Ayah kirim Whatsapp ke Bunda. Ayah bilang kalau pajak motor sudah dibayar.
Kok cepet, Yah?, tanya Bunda dalam hati penasaran.
***
Aktivitas sehari sudah berlalu, Bunda segera menggendong tas di pundak dan menanti kehadiran sang Ayah. Hanya hitungan menit ternyata sang Ayah sudah tiba dan secepat kuda berlari sampailah di rumah bertemu anak-anak. Suasana santai di rumah seperti duduk di tepi pantai,  anginn berhembus sambil menikmati cuitan kakak menggoda adiknya.
“Yah, bayar pajak tadi kok cepet banget?”, Bunda penasaran.
“Iya dong… ternyata di Indomei itu gak perlu lama langsung bayar aja.”
“Butuhnya apa?”
“Yaudah tinggal bawa STNK yang asli sama uang buat bayar.”
“Terus, Yah?, Bunda makin penasaran
“Terus dapat SMS isinya dikasih link e-samsat Jatim.”
“Terus?”
“Yaudah diprint.”
“Lha kertasnya?”, Bunda heran.
“Ya kertas biasa.”, Ayah meyakinkan.
“Loh nggak apa-apa? Gak ada hologramnya lo?”
“Sudah kok dapat link dari e-samsat langsung jadi itu resmi bisa digunakan.”
“Waaah mantap berarti nggak harus bayar calo.”, Bunda tersenyum
“Yaa jamannya kan sudah berubah, Bun.”
“Iyaa sih, jaman serba online ternyata jadi gampang juga yaa.”
Ayah hanya membalas senyuman.
“Bisa berbagi cerita ini berarti. Biar orang-orang bisa mengikuti jaman serba teknologi dan serba online.”, Bunda tersenyum gembira sambil melanjutkan mengetik naskahnya #Day3 buat disetor ke #30DWC sebagai peserta #30DWCJilid21. Salam perjuangan #Pejuang30DWC. (tiesa)
#30DDWC #30DWCJilid21 #Day3 #Pejuang30DWC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar