Laman

cari disini

Senin, 23 Desember 2019

Kepenatan Roy


Kepenatan Roy

            Setiap orang pasti ingin kaya, ingin sukses, ingin hidup nyaman, tenang, ingin liburan enak, bisa beli ini, beli itu, semua serba yang enak-enak. Hal itu wajar jika diinginkan setiap orang bahkan sudah menjadi cita-cita yang mengakar.
            Seseorang akan terus berusaha untuk mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Begitu juga dia, Roy. Mulai dari anak ingin meraih prestasi di sekolahnya maka dia akan belajar keras. Kemudian melanjutkan belajarnya ke pendidikan tinggi juga harus belajar sangat keras. Agar bisa lulus dan diwisuda dia berjuang mati-matian melobi dosennya. Saat sudah diwisuda dia bercita-cita lagi untuk bisa menduduki salah satu kursi di suatu perusahaan ternama dia pun harus bekerja keras. Dia mencoba melamar di berbagai perusahaan dan mengalami banyak penolakan.
            Saat sudah memperoleh kerja yang diinginkan, dia merasa bangga dan menjalani hari-harinya dengan penuh percaya diri. Dia rajin selalu hadir tepat waktu bahkan sering hadir pertama daripada yang lain. Namun, hal itu terasa hanya sebentar saja. Sama seperti sebelum-sebelumnya saat masih sekolah. Bahagia hanya sangat sebentar. Beberapa bulan kemudian mulailah muncul kejenuhan. Hingga Roy menghubungi teman-teman kuliahnya dan mengajak reuni pertama.
            “Hai, Roy.” tanya Siska
            “Hai, Sis. Bagaimana kabarmu?” Roy balik bertanya.
            “Ya, beginilah baik-baik saja.”
            “Hai, Siska. Sudah lama? Aku duduk disini ya? tiba-tiba Hero datang  dan segera duduk di sebelah Siska.
            Suasana semakin ramai dan perbincangan 15 anak muda itu mulai ngelantur kesana kemari. Roy mulai bisa melepas rasa penat di tempat kerjanya yang baru itu.
***
            #30DWC #30DWCJilid21 #Squad5 #Day12 #Pejuang30DWC
           

Sabtu, 21 Desember 2019

Tips Menghadapi Ujian Nasional


Tips Menghadapi Ujian Nasional

Siapa saja jika mendengar kata ujian terkesan wow. Hal ini wajar karena hampir semuanya mengalami duduk di kursi panas menghadapi Ujian Nasional di SD, SMP, SMA/SMK, ujian saat kuliah, ujian tes masuk kerja, dan sebagainya. Orang-orang yang mungkin tidak mengenyam pendidikan formal pun mengalami ujian yaitu ujian tes kecakapan khusus, ujian penyetaraan, ujian hidup sekalipun pasti dirasakan.
            Ujian akan bersahabat dengan kita tergantung bagaimana kita menyikapinya. Sudut pandang seseorang, kebiasaan seseorang, keyakinan, latar belakang pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Suasana hati juga bisa berpengaruh pada hasil ujian.
            Kali ini saya akan memberikan tips menghadapi ujian untuk adik-adik kelas IX SMP dan kelas XII SMA/SMK yang akan menghadapi Ujian Nasional 2020 serta kelas XII dan alumni yang akan mengikuti Seleksi Perguruan Tinggi 2020/2021.
            Simak tips berikut ini:
1.      Persiapkan mental pemenang dan tanamkan keyakinan
Mental pemenang disini maksudnya kalian berpandangan bahwa diri kalian adalah calon pemimpin masa depan. Kalian yang akan memimpin negara dan bangsa ini. Jadi, kalian bisa menanamkan pada diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas. Tanamkan keyakinan bahwa kalian pasti bisa. Jika kalian berusaha sebaik-baiknya, sekuat tenaga, kerahkan kemampuan kalian, dan yakinkan diri kalian pasti bisa.
2.      Jangan terpengaruh isu UN akan diganti
Jangan berpikir adik kelas kalian nanti akan lebih mudah tidak ada UN. Jangan pikirkan itu! Bayangkan kalian tinggal di daerah yang jauh dari warung makan. Di saat kalian pulang sekolah kelaparan dan di depan kalian ada nasi berlauk tempe, makanlah  itu. Jika di depan kalian ada nasi berlauk daging ya makan itu saja karena kalian sedang benar-benar butuh makanan. Nah sekarang kalian butuh lulus, silakan jalani itu, kakak kelas kalian juga menjalaninya. Bahkan UN jaman dahulu 100% sebagai penentu kelulusan. Belum tentu juga apabila UN diganti akan menjadi lebih mudah bagi siswa. Karena semua butuh proses dan penyesuaian.
3.      Belajar, belajar, belajar!
Waktu akan terus berjalan dan semakin dekat menuju saat-saat yang dianggap menyeramkan itu. Maka belajar, belajar, belajar! Itu solusinya.
Bagaimana jika saya tidak bisa belajar sendiri? Carilah guru yang tepat, carilah teman yang mau dan mampu membantu, bahkan belajar online pun bisa jika dirasa perlu. Bagaimana ini masih suka rebahan dan belum greget? Silakan dilanjutkan, tapi tanggung sendiri akibatnya. Bagaimana kalau hari ini libur dulu, besok saja belajarnya? Silakan, berarti lulusnya ditunda dulu tahun depan saja. Lalu harus bagaimana? Belajar, belajar, belajar.
4.      Jauhkan diri dari hal-hal yang tidak mendukung progres.
Seorang remaja sudah wajar mempunyai sahabat, teman dekat, atau pacar. Tetapi kalian harus bisa membedakan mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang seharusnya dihindari. Selalu diingat, hindarilah kalau dirasa mengganggu proses belajar dan menghambat progres ke depan. Nonton film, hang out, nge-mall, liburan, chatting yang tidak penting, dan sejenisnya. Kalian seharusnya sudah sangat paham untuk membedakannya sendiri.
5.      Berdoa
Jangan lupa selalu diiringi dengan doa. Satukan niat, usaha, dan doa kalian setiap hari bahkan setiap saat. Niatkan yang kuat kalian bisa lulus dari SMP, SMA, ataupun SMK dengan nilai UN dan USBN yang terbaik.
Selalu ingat bahwa manusia itu ciptaan yang sempurna. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita yakin, berusaha, dan berdoa. Selamat mencoba dan semoga sukses.
            #30DWC #30DWCJilid21 #Squad5 #Day11 #Pejuang30DWC

Jumat, 20 Desember 2019

Halusinasi


Halusinasi

            Sakit merupakan hal yang paling aku benci. Saya yakin kalian semua setuju kalau sakit itu menyedihkan dan menyedihkan. Setiap bagian diri kita ada yang sakit pasti itu perlu perhatian lebih.
            Aku punya sedikit perbedaan saat aku sakit. Aku selalu waspada karena biasanya muncul halusinasi yang menyebalkan menurutku. Mungkin beberapa orang beranggapan itu hal wajar dan biasa. Tetapi bagiku itu tidak wajar karena halusinasinya selalu sama sejak 22 tahun lalu. Ah masa iya? Iya benar. Aku ingat betul kalau baying-bayang itu selalu sama.
            Halusinasi muncul sesukanya. Jadi aku tidak tahu kapan pastinya akan muncul. Hal itu tidak pernah permisi untuk muncul dibenakku. Disaat aku sedang sakit utamanya bersuhu tubuh yang panas. Bahkan disaat aku sudah tidak merasakan sakit tapi tubuhku mungkin belum benar-benar pulih dari sakit, hal itu muncul.
            Kalian bayangkan bagaimana perasaanku. Disaat aku enak-enak nonton televisi, disaat duduk berbincang, bermain, bersantai, bercengkrama, atau apapun itu aktivitas bisa terganggu kapan saja. Bahkan saat naik sepeda motor aku merasa sangat terganggu sehingga harus berhenti di dekat toko untuk membeli air minum.
            Aku bingung harus berbuat apa untuk mengusir permanen halusinasi itu. Setiap aku berusaha mencari informasi mengenai ini, tetapi orang-orang di sekitarku memnganggap ini hanyalah guyonan. Aku pun menerimanya. Aku tidak apa-apa dianggap ini hanya mainan oleh orang lain. Tetapi hati kecil tetap merasa bingung dan penasaran.
            Sakit apakah aku? Aku sendiri tidak tahu. Aku sangat penasaran. Aku coba periksa ke salah satu dokter Spesialis Kesehatan Jiwa. Hasilnya pada intinya itu hal yang wajar terjadi saat sedang sakit. Sebulan pengobatan dan aku putuskan untuk berhenti.
            Siapa yang bisa memberikan solusinya?
            #30DWC #30DWCJilid21 #Squad5 #Day10 #Pejuang30DWC

Pengalaman Tidak Lolos Administrasi CPNS 2019


Pengalaman Tidak Lolos Administrasi CPNS 2019

            Pertengahan bulan Desember ini merupakan bulan yang sedikit mendebarkan untuk beberapa pelamar CPNS 2019. Tanggal 16 Desember 2019 adalah hari pengumuman seleksi administrasi CPNS 2019. Seluruh kementerian dan lembaga (kecuali 5 kementerian yang diumumkan beberapa hari sebelumnya) diumumkan hari ini mulai pukul 00.00.
Setelah pengumuman, pelamar yang tidak lolos dengan status TMS (Tidak Memenuhi Syarat) diberikan kesempatan melakukan sanggah. Masa sanggah dibuka selama 3 hari pasca pengumuman seleksi administrasi yaitu tanggal 17 – 19 Desember 2019.
Saya juga termasuk peserta yang tidak lolos seleksi administrasi CPNS. Formasi yang saya lamar diumumkan pada Senin, 16 Desember 2019 pukul 12.00 WIB tetapi saya baru membuka pengumuman sore harinya. Dan ternyata nama saya tidak tercantum di kolom pelamar yang lolos seleksi. Kemudian saya mengecek di website resmi www.sscnbkn.go.id. Ternyata benar saya tidak lolos berstatus TMS dan disitu ada alasan TMS, yaitu ada perbedaan nama prodi pelamar dan formasi yang dibutuhkan.
Bagaimana perasaan saya? Seketika pasti ada rasa kecewa. Tetapi saya selalu mendapatkan semangat dari pasangan tercinta. Disitu saya diberikan motivasi kuat untuk segera mengurus berkas ke kampus karena masa sanggah yang sangat terbatas dan segera menyelesaikan tanggungan tugas yang ada. Dalam pikiran kami biasanya mengurus berkas seperti itu tidak bisa selesai dalam satu hari, bagaimana pun pasti tidak hanya seorang yang dilayani.
Saya berangkat ke Surabaya keesokan harinya. Saya segera memetakan apa yang akan saya lakukan sesampai disana. Kemana saya akan menuju, dimana saya menginap, persiapan apa saja yang saya siapkan sebelum ke kampus. Sampai di Surabaya sudah pukul 20.00 dan saya langsung menuju rumah adik saya. Saya memanfaatkan waktu istirahat malam itu karena saya punya riwayat pasca operasi dan belum melewati masa aman 3 bulan.
            Keesokan harinya saya sampai di kampus pukul 07.30 dan segera menuju tempat pengetikan dan me-ngeprint segala berkas yang belum lengkap. Saya menuju rektorat dan melalui beberapa interogasi di depan bersama satpam dan beberapa pegawai disana. Saya mulai menuju Wakil Rektor I di lantai 2, kemudian disarankan ke Fakultas di lantai 3 tetapi disana saya dibingungkan karena sangat banyak fakultas baru. Akhirnya menuju Fakultas Teknik Elektro dan dilempar ke Fakultas Vokasi. Tidak cukup disitu disuruh turun ke gedung BAPKM ITS bertemu bapak Nur Suko. Baru disitulah saya memiliki sedikit pencerahan. Kebetulan Pak Nur itu om teman saya kuliah dan rumahnya dekat dengan kos saya jaman kuliah. Singkat cerita di dalam ruang tersebut saya dijelaskan bahwa ini ranahnya orang-orang yang di FTI (Fakultas Teknik Industri) karena tanda tangan ijazah oleh Pak Dekan dari FTI. Dengan wajah semakin sumringah saya langsung kembali menuju lantai 3 gedung rektorat.
            Tiba di FTI saya disambut bapak-bapak yang ada di bagian penerimaan, aduh saya lupa namanya, yang dulu sering ketemu saat kuliah. Disana benar-benar tercerahkan semuanya. Prosesnya melalui Departemen Jurusan dan kemudian dikirim ke Fakultas Vokasi. Tanpa pikir panjang saya turun dan menuju departemen yang lokasinya lumayan agak jauh. Dengan napas yang semakin terengah-engah saat berjalan dan sesekali berhenti untuk minum.
            Singkat cerita sampailah di departemen jurusan menuju lobi dan menjelaskan tujuan. Ternyata takdirnya saya disuruh istirahat dulu. Petugas yang mengurus hubungannya dengan akreditasi dan jurusan sedang ada rapat hingga kira-kira 2 jam ke depan. Baiklah saya keluar dan memutuskan berjalan-jalan di sekitar kampus dan berhentilah di kantin jurusan.
            Dua jam kemudian saya kembali menuju ruang dan bertemu dengan mas Hadi. Saya sangat kaget ternyata mas Hadi masih ingat betul dengan saya padahal saya lulus sudah 5,5 tahun lalu. Beliau cerita sedikit soal ingatannya tentang saya dulu. Walau sedikit malu tapi ada rasa bangga diingat oleh orang Departemen Jurusan. Langsung saja saya menjelaskan tujuan saya dan namun mas Hadi bilang kalau surat keterangan dekan tidak bisa langsung jadi karena Pak Dekan sedang pergi. Akhirnya saya dibantu membuat kata-kata sanggahan yang tepat agar saya bisa lolos seleksi CPNS 2019. Jika nanti surat keterangan dekan sudah ada akan dikabari dan silakan diambil.
            Rasa lega sudah mendapat alasan sanggahan yang  meyakinkan tetapi ternyata tidak hanya disitu. Kolom sanggahan hanya terbatas 100 karakter. Disitulah mulai memutar otak untuk merangkai kata-kata yang tepat. Saya duduk di bangku taman SAC ITS dan menghadap laptop dan handphone untuk terus berkomunikasi dengan suami dan adik saya. Selama hampir 3 jam akhirnya bisa finalisasi mengunggah sanggahan. Semoga mendapatkan hasil yang terbaik. Amin.
            Buat rekan-rekan yang mau melamar pekerjaan dan ragu tidak diterima gara-gara nama prodi yang brbeda jangan putus asa. Silakan minta surat keterangan kampus. Pasti ada solusi terbaik. Semoga rekan-rekan sukses CPNS 2019.
            #30DWC #30DWCJilid21 #Squad5 #Pejuang30DWC


Rabu, 18 Desember 2019

Kampus Tercinta ITS Surabaya


Kampus Tercinta ITS Surabaya

Hari ini Rabu (18/12/2019) hari keduaku menginjakkan kaki setelah sekian lama aku lulus dari bangku kuliah. Yang mana kedua kalinya sebulan setelah wisuda saat mengurus tanggungan PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dan mengambil ijazah. Rasa senang bisa datang kembali walau sebentar, bangga dengan almamater, kagum dengan perubahan-perubahan yang ada.
Kuingat waktu itu wisuda ITS ke-109 bertepatan hari ulang tahun ku ke-22. Aku didampingi bapak, ibu, mamak, suami, serta si sulung Nismara. Aku juga disambut kedua sahabatku cewek-cewek prodi Firilia Filiana dan Puspitarini Indraningtyas. Itu suatu kebanggan karena memang ceweknya di prodi seangkatan hanya ada 5 yaitu 2 cewek sudah wisuda semester kemarin dan 3 cewek wisuda hari ini.
Aku berkeliling mulai dari kantor Rektorat, Departemen program studi, kantin jurusan, kantin pusat, taman-taman, dan masjid Manarul Ilmi ITS.
Hal yang membuatkku terkejut ada di masjid Manarul Ilmi ITS. Usai sholat Duhur ada ujian hafalan ayat-ayat Al Quran yang digelar sekitar satu jam. Luar biasa.
Bangunan-bangunan banyak yang telah direnovasi. Mulai dinding-dinding yang semakin menarik. Dipenuhi hiasan-hiasan dengan motif-motif unik. Beberapa jurusan tampak tempat parkir yang menjadi lebih luas dan dibuat dua lantai. Motor lebih tertata dan terlihat rapi.
Buat teman-teman alumni yang lama tidak berkunjung ke ITS silakan kunjungi kampus tercinta kalian. Sudah banyak perubahan disana. Vivat!!!
#30DCW #30DWCJilid21 #Squad #Day8

Buntu


Buntu

            “Ah…tulisanku mandeg lagi.” Keluhku.
            Apa yang harus aku lakukan sekarang? Gumamku dalam hati.
            Saat aku mulai menyentuh salah satu tombol di keyboard laptop mulailah hati ini menolak. Pikiran melayang-layang tiada arah.
            Apa aku harus pindah posisi atau pindah tempat atau…. Aku benar-benar buntu. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Kuputar otak untuk menembus imajinasi tetapi gagal.
            Kucoba membaringkan tubuh di kasur lantai tipis yang berada di sebelah meja kecil tempat laptopku. Kupejamkan mata dan kucoba rasakan otot-otot kecil di kelopak mata tapi…. Ya Allah apa yang harus kuperbuat. Tak ada kata-kata yang mau menghampiri untuk melanjutkan tulisanku ini.
            “Ah…” aku duduk dan kupandang sebuah pintu yang ada diujung belakang rumahku.
            Kucoba melangkah ke kamar mandi, kubuka kran air dan wudhu. Kubasuh pelan-pelan telapak tanganku hingga kaki. Kemudian kucoba kembali menuju laptop kecilku tergeletak di meja kecil depan televisi. Kumatikan televisi itu dan kududuk tegak menghadap laptopku.
            “Bismillah….” niat yang mulai kubangkitkan kembali.
            Kupejamkan mata dan kutarik napas dalam-dalam. Kubuka mata dan kusentuh tombol spasi untuk menyalakan layar laptop. Saat layar mulai menyala aku ketik kata demi kata hingga menjadi kalimat-kalimat.
            Namun…
            Tiba-tiba baru sekitar 10 menit tulisan itu berhenti. Pikiran melayang tak tahu kemana. Serasa aku sudah putus asa dan kubuat tulisan ini berjudul Buntu.
            #30DWC #30DWCJilid21 #Squad5 #Day7 #Pejuang30DWC

Selasa, 17 Desember 2019

Menuju Kampus Perjuangan ITS


Menuju Kampus Perjuangan ITS

Hai, saya Titis, saya akan menceritakan kisah perjalananku hingga bisa masuk kuliah di kampus perjuangan. Semua pasti berawal dari cita-cita. Menurut saya cita-cita itu harus dimiliki. Tanpa tujuan kita akan kebingungan nantinya.
Dulu sejak SMP (Sekolah Menengah Pertama) saya sudah mengikat erat cita-cita untuk menjadi seorang wartawan. Menurutku itu cita-cita yang sangat keren karena di sekitar belum ada.  Namun,itu hanya bertahan sampai di awal masuk SMA (Sekolah Menengah Atas) saja. Saya mulai mengenal profesi-profesi lain selain guru, bidan, perawat, dokter, dan sejenisnya. Maklum di desa wawasan kuliah hanya itu-itu saja.
Saya bercita-cita menjadi seorang pengusaha sukses dan saya bisa kuliah di jurusan akuntansi atau di ITS. Itulah deklarasi hati kecil saya saat di SMA kelas sepuluh. Saya ingat betul itu karena saya juga masih bingung dan belum tahu ITS itu apa, dimana, kampus negeri apa bukan, dan jurusannya apa saja. Bahkan saya ingin masuk jurusan akuntansi di UI atau Unpad. Dimana itu? Belum ada internet geeeengs. Ikuti saja kata hati. Tapi tidak masalah yang terpenting saya punya cita-cita.
Saat itu guru les saya memberitahu ada try out dan menawari saya untuk ikut. Saya terima saja padahal tidak tahu itu tryout apa. Ternyata saya mengikuti Try Out Tes Masuk STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Setelah saya jalani dan di hasil tryout nilai saya tidak terlalu tinggi namun diberi tanda pakai stabilo kuning.
Waaaah kenapa ini. Kataku dalam hati. Ooooh ternyata ini yang lolos ambang batas kelulusan. Syukur alhamdulilah dan mulai dari situlah cita-citaku berubah. Deklarasiku berubah. Saya yakin bisa masuk STAN atau ITS.
Sejak saat itu pula saya mulai belajar soal-soal STAN. Hari-hari SMA saya jalani dengan senyuman dan harus banyak teman. Aktif bermain kesana sini tapi sekolah harus nomor satu.
Singkat cerita tiba semester terakhir yaitu kelas 12 semester genap. Mulailah serba galau. Soal-soal STAN yang sedabreg belum tuntas selama 2 tahun. Belum ditambah buku soal UN (Ujian Nasional) masih bersegel baru dipegang karena bingung mau belajar dari mana dulu.
Akhirnya seperti siswa kelas 12 SMA dan SMK lainnya mulai dilanda kegalauan. Memikirkan bagaimana lulus UN dan bisa masuk kampus impian. Teman-teman berebut mengisi lembaran formulir pendaftaran di kampus impian mereka. Waktu itu sangat ramai menjadi guru, bidan, dan perawat. Tapi saya tidak berminat sama sekali karena  cita-cita saya tetap kuat nanti bisa kuliah di STAN atau ITS.
Semua saya lalui begitu panjang rasanya. Bagaimanapun UN harus lulus dan rata-rata harus 7,00 agar bisa memenuhi syarat mendaftar STAN. Saya mengikuti UN lalu tes masuk kuliah mulai dari PMDK Unair dan STIS yang disuguhi 250 soal waktu itu tetapi zonk. Kemudian saya keluar Pacitan ikut bimbingan belajar di Kediri. Lalu saya mengikuti tes SNMPTN (sekarang namanya UTBK/SBMPTN), STAN, UMPN, PMDK PENS, dan D3 Reguler ITS. Dari melalui ketujuh macam tes akhirnya masuk di ITS. Sungguh kampus perjuangan.  Di dalamnya pun rasanya perjuangan tiada akhir.

Adik-adik yang kelas 12 mau masuk kampus perjuangan? Rasakan dan nikmati perjuangannya. Pasti nanti kamu bahagia menjadi bagian dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya). Ingat…. Milikilah CITA-CITA. Semoga berhasil.
#30DWC #30DWCJilid21 #Day6 #Pejuang30DWC

Menunggumu



Menunggumu


Hari ini….
Aku bangun jam 3 pagi, melangkah menuju meja kecilku
Kubuka laptop berwarna abu-abu

Hari ini…
Jam 5 pagi, melangkah menuju kamar mandi
Kumandikan buah hati
Iya…buah hati tercinta ini
Telah menunggu sepiring nasi
Disantap bertiga berlauk telor rasa stroberi
Rasanya nikmat sekali

Hari ini…
Kusambut bahagia
Di bawah sinar mentari cerah
Kuantar buah hati dengan sepeda
Dan siap untuk berkerja

Namun…
Ada sedikit kecewa…
Aku lihat disana
Hanya kursi dan meja
Hambir dua jam berlalu,
Aku berkutat dengan tugasku
Hingga kubelum sempat menengokmu
Maaf…tugas menjeratku
Kulirik setiap yang lewat di depan ruanganku
Tak ada sosok dirimu
Tugas satu belum usai,
Yang lain menghampiri

Oooh Tuhan tolong hamba ini
Kulihat dia ada disini
Tapi aku tak bisa berlari
Aku terlanjur ada janji
Tak bisa kuingkari kali ini
Menjembut sang buah hati

Seandainya…
Oooh Tuhan…salah siapa…
Meminta tapi tak ada

Seandainya…
Oooh Tuhan…tak bisa kuberkata

Hari ini…
Aku sungguh kecewa
Tapi….
Sudahlah….nasi telah menjadi bubur
Menunggumu sudah berlalu
Semoga esok bisa bertemu

#30DWC #30DWCJilid21 #Day5 #Pejuang30DWC

Sabtu, 14 Desember 2019

Waspada Masa Sanggah CPNS 2019


Waspada Masa Sanggah CPNS 2019
  

Hai… saya Titis Amujiati. Disini saya akan berbagi pengalaman dan sedikit tips buat rekan-rekan pelamar CPNS 2019.

Seleksi administrasi CPNS 2019 sudah mulai diumumkan untuk 6 kementerian pada hari Jumat (13/12/2019) kemarin. Keenam kementerian tersebut yaitu Kemnaker (Kementerian Ketenagakerjaan), Kemenpan RB (Kementerian Pendayagunaan Apratur Negara dan Reformasi Birokrasi), Kemenkumham (Kementerian Hukum dan HAM), Kemenhan (Kementerian Pertahanan), Kementan (Kementerian Pertanian), dan Kemendesa (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi).

Untuk hasil seleksi administrasi dapat dilihat di link masing-masing kementerian dan lembaga yang bersangkutan.  Semoga rekan-rekan semua lolos seleksi administrasi. Amin.



Masa sanggah seleksi administrasi dijadwalkan tanggal 16 Desember 2019 hingga 26 Desember 2019. Dengan ketentuan masing-masing instansi diberikan waktu maksimal 3 hari pasca pengumuman seleksi administrasi. Apakah saya dapat mengganti berkas jika ada yang keliru atau kurang? Tidak. Maksudnya masa sanggah yaitu meluruskan berkas yang pelamar kirim jika ada yang kurang sesuai dengan aturan panitia bukan mengganti keseluruhan. Secara gambaran mungkin seperti tahun 2018 lalu saat verifikasi berkas. Jadi, buat rekan-rekan siapkan berkas asli sesuai berkas yang telah diupload saat melamar kemarin. Ingat…! BERKAS ASLI.

Pengalaman nyata dari sahabat saya untuk seleksi administrasi pada CPNS 2018 lalu. Salah satu sahabat SMA saya melamar di salah satu kementerian dan tidak lolos seleksi administrasi. Hal itu sangat mencengangkan semua rekan-rekan kerja bahkan sahabat-sahabatnya karena dia dikenal pintar dan pada CPNS 2017 lalu dia bisa ikut tes SKD (Seleksi Kemampuan Dasar) pada gelombang 1 dan 2. What happened? Ternyata dia salah upload berkas lamaran. Itu hal yang sangat sembrono tapi fatal akibatnya. Dia tidak bisa melanjutkan verifikasi berkas dan tes SKD pada CPNS 2018 lalu. Dari mana bisa tahu itu kesalahannya? Iya, pada CPNS 2018 lalu ada contact person via Whatsapp yang bisa dihubungi. Jadi, kesalahannya bisa dikirim fotonya oleh panitia.

Pengalaman sahabat saya yang lain lagi yaitu mengubah format surat lamaran yang telah ditentukan oleh lembaga. Hal itu terlihat sepele tetapi fatal juga tidak lolos seleksi administrasi. Dan pastinya tidak bisa melanjutkan verifikasi berkas dan tes SKD.

Hal yang harus diperhatikan saat verifikasi berkas. Kebetulan tahun kemarin saya ikut seleksi di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) karena ingin bertemu ibu Susi Pujiastuti. Ada beberapa hal yang menurut saya perlu diperhatikan mulai dari kehadiran peserta yang tidak mengenal budaya antri. Sehingga kasihan bagi mereka yang datang lebih awal selalu disrobot dengan yang berbadan lebih kuat. Saat melakukan verifikasi harus sedikit membenahi surat lamaran karena ketidakjelasan informasi panitia dan disitulah jauh dari toko alat tulis atau tempat fotokopi. Sehingga terpaksa kantor tempat pelaksanaan verifikasi membuka ruang khusus untuk mengetik dan nge-print. Untuk materai 6000 menggunakan yang lama jika memungkinkan dan membelinya jika sudah tidak layak pakai. So, cari aman bawa materai 6000 ya gaees. Hehehe.

Ingat lagi yang tadi di atas bawalah BERKAS ASLI. Terutama surat keterangan akreditasi jurusan itu banyak yang bermasalah, termasuk saya yang tidak siap dengan itu, waktu itu saya terlalu mengandalkan screen shot di internet saja. Tengok kanan kiri sudah ganti 3-4 pelamar tetapi saya masih tetap duduk dikursi panas. Untung saja waktu itu panitia yang menangani saya pernah kuliah di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) walau hanya satu tahun. Jadi beliau yakin dengan saya. Beliau hanya butuh buktinya saja walau berupa gambar pun dimaklumi dan disuruh melengkapi nantinya. dan akhirnya saya bisa memenuhinya melalui foto. Terima kasih, Pak.

Saya kira itu tadi informasi yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Semoga lancar dan sukses sampai akhir. Pastinya berbagi cerita lolos tes CPNS 2019 dan resmi menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara). Amin.

Jika ada request artikel, motivasi, atau share pengalaman-pengalaman yang sekiranya sesuai minat rekan-rekan silakan tulis di kolom komentar. Terima kasih. (tiesa)

#30DWC #30DWCJilid21 #Day4 #Pejuang30DWC


Jumat, 13 Desember 2019

No Antri, No Ribet, No Calo


No Antri, No Ribet, No Calo

                Teet.... Teeettt…. Teeettttttt…
Aktivitas pagi ini sudah dipanggil. Suara bel motor tukang sayur lewat sudah menghiasi telinga para bunda untuk segera menunjukkan keterampilan tangannya di dapur. Jarum jam masih menunjukkan pukul 05.20. Tapi bunda telah menanak nasi dan merebus air panas untuk mandi anak-anaknya serta bersiap di depan wajan penggorengan. Sang ayah sudah bergelut dengan hewan piaraan. Serta anak-anaknya bermain dengan ayam, kelinci, burung yang sedang dirawat ayahnya.


“Syalalala…. Lele goreng… Lele goreng… Kesukaan Kakak…”, teriak Bunda dari dapur. Dalam waktu kurang dari satu jam makanan pun siap di atas meja.
Secepat kilat menyambar, anak-anak dimandikan Bundanya. Dengan penuh keceriaan Kakak dan Adik ramai dimandikan Bunda. Bunda menarik handuk yang menggantung lalu membalutkannya di tubuh sang Kakak. Disahutnya lagi handuk merah yang lebih kecil dan digendongnya si Adik ke kamar. Di depan suara motor berdendang sedang dinyalakan Ayah supaya siap melaju dengan kencang. Sementara nasi dan lele goreng setia menunggu.
“Makan disuapin ya, Bun?”, rengek Kakak.
“Apa Kakak sudah siap? Duduk sambil pakai sepatu nanti bunda yang suapin.” Sahut Bunda dari kamar yang sedang berhias kilat usai mandi.
“Oke Bunda.”
Cahaya matahari telah menembus jendela kaca di dapur belakang. Ayah siap mengantar Kakak dan Bunda siap berangkat bekerja. Berhubung Ayah sedang libur maka hari ini Adik pun ikut dan akan bermain dengan sang Ayah seharian. Saat semua telah siap hal tak terduga terjadi.
“Punya motor satu aja ribet banget.”, keluh Bunda.
            “Kenapa sih, Bun?, tanya Ayah.
            “Ya ini…”, Bunda sambil menunjuk ban motor bebeknya.
            “Yaudah sini tak anter.”, redam Ayah yang melihat Bunda mulai bermuka jelek.
            “Ya… Tapi nanti dijemput ya?”
            “Beres…”
Akhirnya semua naik mobil bersama. Kebetulan sekolah kakak dan tempat kerja bunda searah.
“Oiya, Bun. STNK motornya mana? Coba sekalian nanti tak bayar pajaknya.”, tanya Ayah.
“Tapi lo Yah harus nunggu, kalau nggak ditunggu lama terus malah dimakan calo.”, keluh Bunda.
“Kok bisa?”, Ayah penasaran.
“Iya yang tahun kemarin lo aku disuruh ninggal uang 300 ribu, padahal cuma 200 ribuan habisnya. Tapi tidak ada kembalian sisanya.”
“Iyaa tau habisnya 203 ribu apa 204 ribu gitu lo…”, jelas Ayah.
“Lupa pokoknya aku bayar 300 ribu tapi gak dibalikin. Apa gara-gara yang ambil Uti apa gimana ya? Sampek gak paham.”,Bunda heran.
“Tak cek sih ini habisnya 198.500 rupiah tapi gak tau ntar tak coba bayar di Indomei. Katanya sih bisa.”, Ayah semakin penasaran.
“Okelah…”
Bunda menyodorkan uang 2 lembar 100 ribuan. Hari ini Bunda harus kerja karena harus memberi penilaian murid-muridnya dan ada rapat dinas yang harus dihadiri hari ini.
“Yeeey sudah sampai… Salim Bunda Ayah… Da… Da... Adik…”, Kakak melambaikan tangan.
“Da… Da… Kakak.”, jawab Ayah sambil memutar setir dan segera mengantar Bunda.
Baru 30 menit berlalu tiba-tiba sang Ayah kirim Whatsapp ke Bunda. Ayah bilang kalau pajak motor sudah dibayar.
Kok cepet, Yah?, tanya Bunda dalam hati penasaran.
***
Aktivitas sehari sudah berlalu, Bunda segera menggendong tas di pundak dan menanti kehadiran sang Ayah. Hanya hitungan menit ternyata sang Ayah sudah tiba dan secepat kuda berlari sampailah di rumah bertemu anak-anak. Suasana santai di rumah seperti duduk di tepi pantai,  anginn berhembus sambil menikmati cuitan kakak menggoda adiknya.
“Yah, bayar pajak tadi kok cepet banget?”, Bunda penasaran.
“Iya dong… ternyata di Indomei itu gak perlu lama langsung bayar aja.”
“Butuhnya apa?”
“Yaudah tinggal bawa STNK yang asli sama uang buat bayar.”
“Terus, Yah?, Bunda makin penasaran
“Terus dapat SMS isinya dikasih link e-samsat Jatim.”
“Terus?”
“Yaudah diprint.”
“Lha kertasnya?”, Bunda heran.
“Ya kertas biasa.”, Ayah meyakinkan.
“Loh nggak apa-apa? Gak ada hologramnya lo?”
“Sudah kok dapat link dari e-samsat langsung jadi itu resmi bisa digunakan.”
“Waaah mantap berarti nggak harus bayar calo.”, Bunda tersenyum
“Yaa jamannya kan sudah berubah, Bun.”
“Iyaa sih, jaman serba online ternyata jadi gampang juga yaa.”
Ayah hanya membalas senyuman.
“Bisa berbagi cerita ini berarti. Biar orang-orang bisa mengikuti jaman serba teknologi dan serba online.”, Bunda tersenyum gembira sambil melanjutkan mengetik naskahnya #Day3 buat disetor ke #30DWC sebagai peserta #30DWCJilid21. Salam perjuangan #Pejuang30DWC. (tiesa)
#30DDWC #30DWCJilid21 #Day3 #Pejuang30DWC

Kamis, 12 Desember 2019

Genggam Erat CPNS 2019


Membangun Mental Pemenang CPNS 2019

                Banyak di antara rekan-rekan yang penasaran ingin segera melihat berapa jumlah pendaftar di laman SSCN. Mereka membuat sendiri dirinya hanyut dalam perasaan itu. Mereka tidak menyadari bahwa masih ada Kemendikbud yang membuka pendaftaran, yaitu formasi Pendidikan Tinggi (Dikti).
                Sekarang, pendaftaran CPNS 2019 telah resmi ditutup pada 10 Desember 2019 pukul 00.00. Jumlah pendaftar yang telah melakukan submit di laman SSCN tercatat sebanyak 4.196.336 pendaftar. Tercatat di BKN untuk jumlah pendaftar yang menduduki peringkat 5 teratas yaitu Kemenkumham, Kementerian Agama, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, dan Pemprov Jatim.
Rekan-rekan mulai mengekspresikan diri masing-masing di media sosial. Mulai memasang foto dengan caption kalau saingannya banyak padahal yang diambil hanya 1 orang. Mereka juga mengatakan pendaftar di kementerian enak formasinya banyak, pasti peluangnya besar.
Saya rasa sekarang sudah bukan saatnya untuk membanding-bandingkan pendaftar ataupun mengeluh. Itu semua sudah  keputusan yang diambil pribadi masing-masing saat mendaftar. Ambil di pemkab atau pemkot domisili itu pun juga keputusan pribadi karena tidak ingin kerja jauh dengan keluarga. All it’s ok.
Mari instropeksi diri. Sudah siapkah diri kita bersaing dengan yang lain? Apa yang telah kita punya sekarang? Cukupkah hanya dengan membakar semangat dalam diri sendiri? Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang? Silakan lihat diri sendiri seperti apa, sesiap apa Anda menjemput kesuksesan.



“Kunci kesuksesan itu bukan kepintaran tapi ketekunan”. Itulah salah satu kutipan luar biasa dari Annie Salendra dalam bukunya yang berjudul Energi 10.000 Jam. Seseorang yang tekun akan menang. Walaupun kemampuannya biasa-biasa saja, namun jika dia rajin berlatih yakinlah akan menang. Seseorang yang pintar kalau tidak pernah mencoba belum tentu dia bisa. Teruslah berlatih mengerjakan soal-soal CPNS kapan pun, dimana pun, bagaimana pun kondisinya.
Buang alasan-alasan yang menghambat untuk maju. Selalu ingat bahwa tidak sedikit yang benar-benar niat dan semangat untuk lolos CPNS di luar sana. Tapi saya belum punya buku? Soal-soal di internet banyak dan tidak harus dari buku. Bagaimana ini, saya tidak bisa mengerjakan dengan cara cepat seperti yang lain? Seseorang punya kelebihan, kerjakan dengan cara sebisamu, semakin sering pasti bisa menemukan cara cepat buatanmu sendiri. Solusinya dong saya tidak punya waktu? Kenali me time diri sendiri. Luangkan waktumu 1 jam per hari lebih baik dari pada tidak sama sekali. Tes selanjutnya kan masih lama, nanti saja sebulan sebelumnya biasanya saya bisa lebih fokus, bagaimana? Kalau belajarnya ditunda, berarti jadi ASN ditunda juga ya, 5 tahun lagi. Hehehe.
Carilah guru yang tepat untuk mendapatkan strategi yang tepat. Berarti saya harus ikut bimbingan belajar? Tidak harus. Anda bisa bertanya soal-soal tertentu pada rekan kerja atau sahabat Anda. Anda bisa belajar melalui buku yang banyak beredar di toko online ataupun toko buku. Baca buku itu sama halnya Anda belajar bersama pengarangnya. Segera temukan dan lakukan itu.
Buatlah 25 jam dalam sehari. Maksudnya bagaimana? Temukanlah aktivitas sehari-hari yang sekiranya paling santai, misalnya menanak nasi, antri mandi, menunggu kendaraan, dan lainnya. Gunakan waktu itu sambil belajar atau membaca.
Tetap fokus pada tujuan utama lolos CPNS 2019 dan menjadi ASN. Jangan mudah goyah dengan isu-isu yang menjatuhkan. CPNS 2019 transparan dan tidak ada namanya orang dalam.
Selalu yakin dengan kemampuan diri sendiri. Tanamkan bahwa dirimu pasti bisa. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dan pastinya berdoa.
Bagilah waktu sebaik mungkin, kurangi gadget, kurangi hang out, kurangi nggosip, perbanyak membaca, perbanyak latihan soal dan doa. Semoga tercapai apa yang dicita-citakan. Selamat berjuang. Anda lebih bisa!!! (tiesa)
#30DWC #30DWCJilid21 #Day2


Rabu, 11 Desember 2019

Semangat Anak 6 Tahun


Nismara Pejuang Cilik

Adzan Subuh telah berkumandang. Pintu rumah mulai dibuka untuk mendapatkan udara segar. Semilir hembusan angin pagi yang masih gelap mulai menembus setiap ruangan. Para ibu mulai beraktivitas di dapurnya masing-masing. Menanak nasi dan menggoreng telor kesukaan anaknya.
            “Bunda…. Bunda….”, teriak Nismara yang lari usai dari kamar mandi.
            “Ada apa, Nis?”, jawab bunda kaget.
            “ini sudah jam berapa, Bun?
            “Jam setengah lima.”
            “Bunda lupa ini saatnya aku ngapain? Bunda kan berjanji mau mengajariku naik sepeda setiap hari.”, jelas Nismara yang siap-siap keluar rumah.
            “Oooh….iya lupa.”, ibu mulai teringat.
            Nismara segera berlari keluar rumah sambil menarik sepeda mini roda duanya. Terpancar semangat dini hari dari anak enam tahun itu.
            Sementara bunda cepat-cepat mengangkat telor yang ada di wajan. Lalu segera berlari mengikuti anaknya.
“Ayo bunda….cepetan sini…”, teriak Nismara
“Iya… Sabar dong”, sahut ibu sambil menyerobot sandal jepit merah di depan rumah.
Nismara sangat ingin bersepeda sejak lama. Semangatnya selalu ada jika mendengar kata bersepeda. Namun dia masih takut terjatuh. Takut lutut terluka dan tidak bisa bersepeda lagi. Takut siku lengannya tergores dan berdarah. Tapi lebih takut lagi jika tidak bisa naik sepeda kerena akan ditinggal teman-temannya. Nismara hanya bisa berboncengan dengan teman-temannya. Bahkan kadang mengejar teman-temannya bersepeda dia harus berlari.
“Bunda…..!!!”, tiba-tiba Nismara berteriak.
“Apa? Ini dipegang sama Bunda kok.”
“Sepedanya miring-miring.”, keluh Nismara yang sedang berlatih. Sementara bunda hanya tersenyum.
“Stop!!!”, bunda memegang erat sepedanya.
“Ayo…. Jangan berhenti.”, rengek Nismara.
“Coba ambil posisi lurus, pedal kanan di atas agak condong depan, pandangan lurus.”, bunda menjelaskan sambil mempraktikkan pada Nismara.
“Begini?”
“Satu, dua, tiga, go!!!”, teriak bunda bersemangat. Dan…. Nismara pun meluncur tanpa ada tangan bunda di sadel belakang.
“Yeey…. Nismara bisa…! Terus Kak fokus! Fokus! Kakak pasti bisa.
Nismara fokus memandang jalan diselimuti perasaan takut dan Bahagia.
Belajar bersepeda itu sederhana. Tetapi akan menjadi hal luar biasa buat anak-anak yang masih belajar. Niat untuk bersepeda, semangat yang ada setiap hari, daya juang dan dukungan orang terdekat utamanya orang tua.



“Bunda…sebentar lagi aku masuk SD lo. Nanti aku naik sepeda ya, Bunda. Sepeda yang besar seperti punya temanku warnanya biru dan ada gambar Frozen.”, Nismara mulai berandai-andai.
“Siap, Kak! Pokoknya Kakak rajin sekolahnya, bisa naik sepeda lebih besar ya dibelikan Bunda.”, jelas bunda supaya Nisma lebih bersemangat. (tiesa)
#30DWC #30DWCJilid21 #Day1




Sabtu, 07 Desember 2019

Motivasi Menulis Bagi Pemula

Kenapa sih pilih menjadi penulis?
Bukannya sudah enak menjadi seorang pengusaha?
Bukannya enak menjadi seorang pengajar? Toh tiap hari ketemu murid-murid juga akhirnya menulis juga kan?
Iya semua itu mungkin ada benarnya. Itu pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul jika aku akan memulai menulis. Tapi apa salahnya aku mencoba untuk menulis. Walaupun aku juga tidak tahu mau memulai darimana, memulai menulis apa, ilmunya menulis yang menarik seperti apa, waktunya menulis kapan, dan banyak alasan lain yang masih menyelimutiku.



Niat kecil jangan dimusnahkan tapi dibangkitkan. Itu kata-kata yang aku gunakan sebagai pijakan pertama aku memulai menulis. Sering niat itu tiba-tiba muncul dan lenyap begitu saja. Banyak usaha untuk mempertahankan niat. Yaa…membuat trigger sendiri buat diri sendiri. Aku membuka informasi lomba-lomba menulis di Instagram jika niat itu kembali. Dan akhirnya kuputuskan mendaftar di beberapa lomba.

Aku tidak berpikir untuk menang dan mendapat hadih utama saat mengikuti lomba menulis online. Pikiranku hanya bagaimana aku bisa mempertahankan niat untuk menulis dan bagaimana akhirnya aku biasa menulis. Aku yakin dengan kebiasaan menulis akan menjadi bisa.

Motivasi lain dari rekan kerja yang jago menulis. Dia selalu menulis kapanpun ada waktu luang. Setiap kejadian yang membuat perasaannya terlalu sedih atau terlalu bahagia selalu berubah menjadi karya luar biasa. Tulisannya dia kirim melalui lomba menulis online dan alhamdulilah selalu menang. Sungguh motivator nyata yang selalu ada.

Hidup itu menginspirasi banyak orang. Seperti halnya ceritaku selalu menginspirasi murid-muridku. Mereka selalu meminta kata-kata motivasi jika semangatnya mulai kendor. Kurang dari sejam sudah berkobar kembali. Bahkan negosiasi kepada orang tua untuk mendapatkan suatu keputusan tertentu mereka menghubungiku. Dan alhamdulilah hampir semuanya berhasil dengan sekali jalan. Disitulah asam manis pengalaman pribadi muncul mungkin nanti sebagai bumbu untuk karya yang luar biasa.

Memberi motivasi itu sama seperti memotivasi diri sendiri. Semua cerita, motivasi, negosiasi yang aku lakukan itu pengalaman yang luar biasa. Aku selalu ikut termotivasi juga untuk berbenah. Apapun hal yang bisa memotivasi aku berikan pada murid-muridku. Aku juga selalu menginformasikan lomba-lomba menulis kepada mereka dan jika salah satu dari mereka ikut lomba itu maka aku juga harus ikutan. Muncullah motivasi tambahan…

Write like your speak. Sekarang kalau dipikir-pikir kenapa ocehanku tidak ditulis saja ya? Kenapa hanya berupa cerita yang lenyap begitu ada angin lewat. Putri Yuni Utami, mahasiswa lulusan Linguistik Universitas Sebelas Maret, mengatakan rata-rata orang berbicara 125 sampai 150 kata per menit. Sehingga 20 menit bisa menggunakan sebanyak 2.500 kata. Jadi satu jam sekitar 7.500 kata.

Kereeeen… Ocehan sejam kalau ditulis sudah menjadi sebuah novel dong.

Disitulah otak mulai memetakan ide-ide brilian. Sedikit demi sedikit mulai action untuk menulis. Mau mengikuti gaya menulis seperti apa silakan baca karya orang lain. Aku yakin menjadi passioned writer sesungguhnya akan muncul begitu saja nantinya. So, menulis menjadikan aku termotivasi untuk membaca.

Aku yakin dengan aku sering membaca akan banyak ide dan nantinya juga mengubah pola pikir kita. Harapan besarku akhirnya nanti menulis bisa mengubah tata bicara.

Semua butuh proses. Dari menulis, membaca, hingga berkarya. Niat yang kuat juga harus dijaga. Jangan pikirkan hal-hal negatif yang memadamkan niat. Berani berubah itu luar biasa.

Ini tulisan pertamaku sebagai pemanasan mengikuti 30 Days Writing Challenge nanti yang akan dimulai tanggal 10 Desember 2019. Ikuti terus tulisanku. Walau akupun tidak tahu apakah aku berhasil menjadi seorang penulis konsisten atau tidak. Apakah aku mampu menyelesaikan tantangan 30 DWC nanti.   


Jangan hanya menjadi silent reader. Setelah baca tulisanku ini silakan coba menulis. Aku juga seorang pemula. Ayo ikutan tantangan 30 DWC. Buka informasinya di Instagram @pejuang30DWC. Kita berjuang bersama. Jangan lupa tinggalkan tulisan di kolom komentar untuk masukan.

Berani mencoba itu keren lo.

Salam sukses @amujiati.